Sebentar lagi Ramadhan tiba. Sebagai seorang muslim hendaklah kita bersuka cita dalam menyambut bulan yang penuh rahmah, berkah, dan maghfirah ini. Perlu dipersiapkan segalanya. Dan yang lebih perlu untuk dipersiapkan bukan sekedar persiapan mau sahur pakai apa, mau buka pertama dimana, mau beli baju apa, mau tarawih dimana dan lain-lain. Tapi hal-hal yang mendasar yang harus kita persiapkan.
Ada 5 hal yang
perlu dipersiapkan dalam menyambut bulan Ramadhan. Apa saja 5 hal tersebut?
Pertama : Bekal Iman dan Ikhlas
Ramadhan memang membutuhkan keimanan dan keikhlasan ekstra. Orang yang
menjalankan ibadah Ramadhan hanya karena pamrih kepada manusia, maka tidak
mendapatkan apa-apa selain apa yang dipamrihinya. Walaupun secara hukum telah
sah menjalankan salah satu Rukun Islam. Rasulullah
ketika Ramadhan sangat mewanti-wanti pentingnya keimanan dan keikhlasan.
Sebagai contoh misalnya dalam ibadah qiyamul lail di bulan Ramadhan
beliau mengingatkan:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»
Bersumber dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu `alahi wasallam
bersabda: “Barangsiapa yang menunaikan qiyamul lail pada bulan Ramdhan dengan
penuh keimanan dan hanya mengharap (ikhlas) padaNya, maka dosanya yang telah
berlalu akan diampuni.”(HR. Bukhari, Muslim).
Kedua : Bekal Loyalitas
Orang yang memasuki Ramadhan tanpa bekal loyalitas yang tinggi, maka akan
sangat berat dalam menjalaninya. Ketika Allah sudah memerintahkan sesuatu, maka
tidak ada alasan dan keraguan di dalamnya. Persis seperti gambaran firman
Allah:
وَمَا كَانَ لِمُؤۡمِنٖ وَلَا مُؤۡمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمۡرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلۡخِيَرَةُ مِنۡ أَمۡرِهِمۡۗ وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلٗا مُّبِينٗا ٣٦
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan
yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan
ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang
nyata.”(QS. Al-Ahzab[33]: 36).
Ketiga : Bekal Spiritual
Sebulan sebelum kedatangan syari`at di bulan Ramadhan, para sahabat sudah
diberi tahu terlebih dahulu kewajiban puasa Ramadhan. Pemberitahuan ini
tentunya akan memberi waktu bagi mereka untuk mempersiapkan diri dengan
sebaik-baiknya, terutama dalam hal spiritualitas.
Puasa pada prinsipnya adalah mengandung subtansi pengendalian diri, dan ini
erat kaitannya dengan spiritualitas seseorang. Orang yang memiliki
spiritualitas bagus sebelum menjalankan ibadah di bulan Ramadhan, maka ketika
memasukinya akan dengan mudah melaksanakan ibadah di dalamnya.
Nabi Muhammad sendiri dalam salah satu riwayat dikatakan, pada bulan Sya`ban
beliau sangat rajin berpuasa. Aisyah bercerita:
فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِى شَعْبَانَ
“Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun
tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di
bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari, Muslim).
Dengan membiasakan diri berpuasa di bulan Sya`ban, spiritual belia terjaga
dengan baik, sehingga ketika Ramadhan datang, tidak akan mengalami kesulitan.
Keempat : Bekal Finansial
Bekal finansial ini terinspirasi dari peristiwa kewajiban zakat yang
disampaikan Allah pertama kali di bulan Sya`ban. Kita tentu sudah maklum, zakat
membutuhkan finansial. Lebih dari itu, amalan-amalan lain di bulan Ramadhan
seperti sedekah, sahur, buka, dan memberi buka puasa kepada orang-orang berpuasa
tentu membutuhkan persiapan finansial yang memadai. Bekal finansial yang cukup
tentu saja akan menunjang kesuksesan amal di bulan Ramadhan.
Rasulullah sendiri adalah orang yang sangat dermawan. Kedermawanan kebanyakan
membutuhkan finansial. Maka tidak mengherankan jika, kedermawanan beliau sangat
bertambah ketika di bulan Ramadhan. Ibnu Abbas menceritakan:
«كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ المُرْسَلَةِ»
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan.
Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril.
Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR.
Bukhari, Muslim).
Kelima : Bekal Fisik Optimal
Di bulan Sya`ban tahun 2 Hijriah itu, jihad dalam pengertian perang sudah
diwajibkan. Jihad perang tentu saja membutuhkan kekuatan fisik yang optimal.
Setelah ada kewajiban jihad ini, pada tanggal 17 Ramadhan mereka mendapat
kemenangan di perang Badar Kubra dengan sangat gemilang. Bisa dibayangkan
–tentunya setelah bantuan Allah- bagaimana persiapan fisik mereka sebelum
Ramadhan, sehingga dalam Ramadhan pun mereka tetap kuat melakukan jihad.
Mungkin sekarang kita bukan dalam kondisi perang, namun persiapan fisik juga
tak bisa diabaikan sebelum Ramadhan tiba. Masalahnya, amalan di bulan Ramadhan
seperti puasa, qiyamul lail dan lain sebagainya, membutuhkan semangat jihad dan
fisik prima. Jika tidak, mana mungkin bisa menunaikannya secara maksimal,
padahal Ramadhan hanya datang satu tahun sekali.
Itulah 5 bekal yang harus disiapkan bagi orang yang ingin sukses menjalankan
ibadah di bulan Ramadhan. Pertama, iman dan ikhlas. Kedua, loyalitas. Ketiga,
spiritual. Keempat, finansial. Kelima, fisik yang optimal. Semoga kesuksesan
bisa kita raih, di bulan suci. Aamiin. Wallahu a`lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar