Jumat, 12 Agustus 2016

BKPM Targetkan Investasi Hijau Rp 158,12 Triliun

Kepala BKPM Franky Sibarani (tengah) dalam konferensi pers Penyederhanaan Perizinan

Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan menjaring investor untuk investasi hijau, dari pagelaran Tropical Landscapes Summit yang rencananya dihadiri beberapa CEO perusahaan global seperti Sunny Verghese, Group MD and CEO Olam International, Gary Kotzen, Vice President of Global Sourcing, Costco Wholesale, Mark Burrows Managing Directir and Vice Chairman, Global Investment Banking, Credit Suisse, dan Stephen Rumsey, Chairman, Permian Global.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani mengatakan, pihaknya akan menjaring investor untuk investasi hijau. Diharapkan investasi hijau tahun ini mencapai Rp 158,12 triliun atau naik 20 persen dari realisasi tahun lalu sebesar Rp 131,77 triliun.
"Saat ini investasi hijau dan perkembangan industri yang ramah lingkungan sudah menjadi trend global. Untuk itu, BKPM akan mengambil momen tersebut untuk menarik investasi hijau. Juga beberapa CEO dalam negeri, untuk berbagai mengenai pengalaman investasi di Indonesia, kami bisa berdiskusi langsung dengan para calon investor potensial,” kata Franky di Jakarta, Rabu (22/4).
Dia mengatakan, BKPM menargetkan investasi hijau bisa tumbuh 20 persen pertahun selama 5 tahun ke depan menjadi US$ 56 miliar untuk PMA dan Rp 448 triliun untuk PMDN. Pada periode 2010-2014 sendiri, total realisasi investasi hijau mencapai Rp 486 triliun, atau 30,3 persen dari total nilai investasi sebesar Rp 1,600 triliun. Itu terdiri daru US$ 26,8 miliar PMA dan Rp 139,1 triliun PMDN.
Adapun tahun 2014 lalu, jelas dia, realisasi investasi hijau untuk delapan sektor mencakup Pertanian, Kehutanan, Perikanan, Pengusahaan tenaga panas bumi, industri pengolahan (biomassa, biofuel, komponen transportasi), pengadaan listrik dari sumber terbarukan, pengelolaan sampah dan daur ulang, dan pariwisata alam (ecotourism) mencapai Rp 131,77 triliun (PMA sebesar US$ 6,27 miliar dan PMDN Rp 50,26 triliun), atau 28,45 persen dari total realisasi investasi tahun lalu sebesar 463,1 triliun.
Franky menambahkan, pelaku usaha mempunyai peranan penting dalam transformasi dari skema business as usual menuju industri hijau. Terlebih lagi dalam Undang – Undang (UU) No. 3 Tahun 2014 tentang perindustrian dapat memberikan payung hukum untuk mengembangkan industri nasional menuju industri hijau dalam proses produksi dengan menekankan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan.
Sementara itu, Menteri ESDM Sudirman Said menegaskan, investasi hijau di bidang energi menjadi prioritas pemerintah yaitu pengembangan energi terbarukan dan konservasi energi. Data Kementerian ESDM, menyebut potensi energi hidro yang teridentifikasi sebesar 75 gigawatt (GW), potensi surya sebesar 112 GW, bahan bakar nabati (biofuel) mencapai 32 GW, angin 0,95 GW, biomassa 32 GW, panas bumi 28,8 GW, dan laut 60 GW.
"Namun untuk pengembangan program energi terbarukan diperlukan anggaran yang besar, yaitu 10 kali lebih besar dari APBNP 2015 hanya Rp 1,03 triliun," katanya.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya menilai selama ini banyak pelaku usaha yang belum paham pengelolaan risiko yang timbul dari proyek pembangunan, terutama bagi masyarakat dan lingkungan hidup.
"Jika melihat degradasi hutan memang datanya cukup dahsyat, terutama tahun 1996-2006, mencapai 2 juta hektar. Namun, sudah menurun drastis dari tahun 2006 sampai 2014, sudah 600 ribu hektar. Masih terjadinya kerusakan alam dikarenakan masih belum tersosialisikannya dengan baik mengenai insentif di investasi hijau ke kalangan pengusaha," jelas Siti Nurbaya.
Sumber : beritasatu.com
Investasi Hijau Yang direkomendasikan : Menabung Pohon Dan Mengkampanyekan Penghijauan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

2,5 Persen Saja

“Intinya setiap harta yang kita miliki, wajib kita zakati. Sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW”. Terang Pak Aji di ...