Siapa sih yang mau dipecat dari sebuah pekerjaan yang sudah diperjuangkan mati-matian untuk masuk ke perusahaan tersebut, dan siapa juga yang mau dipecat ketika gaji sudah tetap, punya posisi serta bekerja di luar negeri?
Tampaknya tidak ada yang mau hal seperti itu kecuali memang si karyawan tersebut ingin keluar dari perusahaan tersebut. Bukankah begitu? Tak terkecuali dengan Dewi Ratih Naim yang sering dipanggil Atje ini. Wanita asal Bandung ini sudah lama bekerja di Australia, disalah satu perusahaan minyak (Oil and Gas).
Tapi situasi tampaknya tidak bisa ditolak lagi. Melesunya industri energi di Australia, termasuk di sektor pertambangan, minyak dan gas, telah menyebabkan ratusah hiungga ribuan pekerja di sektor ini terpaksa kehilangan pekerjaannya, sejak tahun 2014.
Rendahnya permintaan terhadap minyak dan gas telah membuat banyak perusahaan minyak dan gas bahkan pertambangan seperti batubara bangkrut. Tentu saja, perusahaan minyak saja tidak mampu membiayai semua karyawannya dengan kondisi keuntungan yang sangat minim.
“Saya mengalami termination dari pekerjaan saya, dan kesulitan untuk masuk kembali ke industri di bidang saya,” ujar Atje, nama panggilan Dewi yang kini bermukim di Melbourne.Tapi wanita asal Bandung yang pertama sekali datang ke Australia tepatnya ke Brisbane pada tahun 1997, mulai memutar otak dan ingin mewujudkan cita-citanya yang terpendam sejak lama yaitu membuat sebuah usaha yang sesuai dengan PASSIONnya. Alasanya sangat sederhana karena ketika dia datang ke Brisbane, Australia, sangat sulit baginya mendapatkan martabak manis di sana.
Dia ingat pertama sekali ke Australia sangat sulit untuk mencari makanan Indoensia apa lagi makanan seperti martabak (makanan pencuci mulut). Berbekal dari keinginan yang kuat (PASSION), dan mencari usaha baru, maka dia terjun ke usaha pembuatan Martabak Bandung dengan berbagai macam rasa.
“Saya melihat ada potensi market untuk martabak manis yang cukup luas. Martabak itu makanan yang disukai semua umur, dan snack yang digemari orang Indonesia sejak jaman dulu dan sekarang. Tak hanya itu, martabak juga dikenal oleh warga negara Asia Tenggara lainnya,”
Wanita yang cukup lama bekerja di perusahaan minyak ini mengatakan bahwa modal utama sebenarnya bukan uang. Modal utama adalah kemauan dan keahlian untuk melakukan. Selain itu untuk mendukung usaha awalnya ini Atje memiliki peralatan sederhana saja seperti kompor gas dan mixer serta loyang martabak milik pridabdinya.
Tapi jika kita melihat, kemauan dan kesungguhan Atjelah yang telah mengantarkannya memiliki usaha. Bukan karena dia pernah kerja di perusahaan minyak, bukan pula modalnya yang sudah besar. Selain itu dia juga tidak memikirkan apa resiko kerugian yang ditanggungnya.Bagi Anda semua yang ingin memulai usaha, adalah sangat baik jika Anda memulainya dari kecil terlebih dahulu. Hal ini untuk mengurangi resiko kegagalan dan kerugian.
Sementara itu untuk pemasarannya, kamu bisa melakukan seperti ang dilakuan Atje. Dia memilih untuk memasarkan dari Facebook, dan sosial media lainnya. Dengan biaya yang sangat minim ini, dia bisa menjual 12 hingga 15 loyang perhari. Sementara jika dia mengikuti Bazar atau pameran dia bisa menjual hingga 40 loyang sehari.
Kamu bisa bayangkan berapa keuntungan yang diperoleh Atje ini jika dia menjual setiap loyang martabaknya dengan harga $15 hingga $17 perloyang. Boleh dibilang tidak terlalu besar, tapi juga tidak terlalu kecil untuk memulai usaha bukan?
Selain itu Atje juga memiliki tips dalam setiap penawaran yang dilakukannya. Salah satunya adalah membuat promo Buy 5 Get 1 Free. Tips lainnya adalah kamu bisa memanfaatkan group di WhatsApp. Sama seperti yang dilakukan Atje ini, dia aktif di group sebagai bendahara Australia Indonesian Association of Victoria.
Sama seperti para pebisnis dan pengusaha lainnya, beliau juga mengingatkan agar selalu memberikan inovasi pada setiap usaha yang kita bangun. Misalnya dalam hal menjual martabak ini, beliau memberikan berbagai macam pilihan rasa dan selalu mencari rasa-rasa baru. Ditambah lagi selalu menerapkan perkembangan kuliner yang ada di Indoensia. Dengan begitu, usaha yang dijalankannya terlihat memiliki inovasi terus-menerus.
Sumber : marketingjoss.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar