Timeline sedang ramai dengan kontroversi Rasia Warung Makan di bulan puasa. Saya pun saat awal nonton, langsung bereaksi spontan, yang tak sadar telah mendukung satu sisi pertentangan.
Yuk kita sama-sama belajar memahami kejadian ini dengan teori 3 Lingkaran yang dipopulerkan oleh Om Bob Sadino.
Teori ini pada dasarnya bukan murni buatan Om Bob. Saya pernah mengonfirmasi kepada Om Bob, bahwa teori ini diperkenalkan oleh Gede Prama, dan Om Bob mengakuinya. Hanya saja penjelasan versi Om Bob, bagi saya lebih mengena.
Lingkaran Pertama: LOGIKA - Hitam Putih
Saat saya ‘merasa’ bahwa rasia itu tidak perlu dilakukan dan mendzolimi kaum lemah dengan merampas makanan Bu Saenah, maka saya ‘merasa’ bahwa saya BENAR, sedangkan kubu pemerintah (pembuat perda) adalah SALAH.
Lingkaran Kedua: BIJAK - Putih Putih
Setelah mencari pendapat dari beberapa sumber, terutama yang membela pihak pemerintah, saya ‘belajar’ memahami kedua sisi. Ternyata dari kedua sisi memiliki alibi bahwa mereka BENAR. Hal itu berdampak dengan berkurangnya ‘kebencian’ saya terhadap pihak lawan.
Dari situlah saya bisa memahami bahwa, “Benar itu menurut siapa, versi mana?”.
Lingkaran Ketiga: IMAN - Zero
Kemudian saya berusaha menarik diri, ‘tidak menilai’, memaknai setiap proses kejadian, dari awal hingga akhir. Apa yang saya dapat?
Ternyata kejadian ini bagus untuk semuanya.
• Satpol PP merasia, karena mereka menjalankan perintah atasan.
• Atasan, sebagai pejabat pemerintah daerah membuat peraturan • itu untuk menciptakan iklim yang kondusif dan menjaga kekhusukan ibadah selama Ramadhan.
• Bu Saenah yang buta huruf, tak dapat membaca dan otomatis tak memahami adanya aturan itu.
• Terjadilah rasia, diliput media.
• Seolah tak adil bagi Bu Saenah saat itu, apalagi lauk pauknya dibungkus dan ‘disita’ oleh petugas.
• Netizen ‘iba’ dan melakukan penggalangan dana. Kemanusiaan kita diasah.
• Bu Saenah, yang sudah berusia 53 tahun, mendapatkan ‘pesangon’ untuk beliau istirahat sejenak dari kerja kerasnya sehari-hari.
• Sosialisasi perda menjadi lebih baik, karena dibantu media sosial yang viral.
• Masyarakat, khususnya saya, mendapat pencerahan dan ilmu baru.
Bukankah kejadian ini bagus? Itulah yang Om Bob sebut dengan lingkaran ketiga, “Mengimani setiap kejadian sebagai kebaikan”.
Artikel ini bukan untuk berdebat, karena sudah lewat dan saya tak akan melayani perdebatan.
Sebagai penutup, saya kutipkan quote dari Gede Prama:
Jika seseorang menyalahkan orang lain, ia perlu belajar.
Jika seseorang menyalahkan diri sendiri, ia mulai belajar.
Jika seseorang berhenti menyalahkan, pembelajaran usai.
Selamat menikmati Training Akbar Ramadhan. Yuk bersihkan hati dan pikiran, kembali pada fitrahnya.. #Zero
Sumber : Diambil dari status FB Tubagus Arya Sencaki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar