LANJUTAN kiriman WA dari pak Ginanjar Kartasasmita ttg PKI:
52. Tahun 1960: Soekarno meluncurkan
slogan NASAKOM (Nasional, Agama dan Komunis) yg didukung penuh oleh PNI, NU dan
PKI. Dengan demikian PKI kembali terlembagakan sebagai bagian dari Pemerintahan
RI.
53. Tanggal 17 Agustus 1960: Atas
desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.200 Th.1960 tertanggal
17 Agustus 1960 tentang PEMBUBARAN MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia)
dengan dalih tuduhan keterlibatan Masyumi dalam pemberotakan PRRI, padahal
hanya karena ANTI NASAKOM.
54. Pertengahan Tahun 1960: Departemen
Luar Negeri AS melaporkan bahwa PKI semakin kuat dengan keanggotaan mencapai 2
(dua) juta orang.
55. Bulan Maret 1962: PKI resmi masuk
dalam pemerintahan Soekarno. DN Aidit dan Nyoto diangkat oleh Soekarno sebagai
Menteri Penasehat.
56. Bulan April 1962: Kongres PKI.
57. Tahun 1963: PKI memprovokasi
Presiden Soekarno untuk Konfrontasi dengan Malaysia, dan mengusulkan
dibentuknya Angkatan Kelima yg terdiri dari BURUH dan TANI untuk dipersenjatai
dengan dalih ”mempersenjatai rakyat untuk bela negara” melawan Malaysia.
58. Tanggal 10 Juli 1963: Atas desakan
dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.139 th.1963 tertanggal 10 Juli
1963 tentang PEMBUBARAN GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia), lagi-lagi hanya
karena ANTI NASAKOM.
59. Tahun 1963: Atas desakan dan tekanan
PKI terjadi Penangkapan Tokoh-Tokoh Masyumi dan GPII serta Ulama Anti PKI,
antara lain: KH. Buya Hamka, KH. Yunan Helmi Nasution, KH. Isa Anshari, KH.
Mukhtar Ghazali, KH. EZ. Muttaqien, KH. Soleh Iskandar, KH. Ghazali Sahlan dan
KH. Dalari Umar.
60. Bulan Desember 1964: Chaerul Saleh
Pimpinan Partai MURBA (Musyawarah Rakyat Banyak) yg didirikan oleh mantan
Pimpinan PKI, Tan Malaka, menyatakan bahwa PKI sedang menyiapkan KUDETA.
61. Tanggal 6 Januari 1965: Atas desakan
dan tekanan PKI terbit Surat Keputusan Presiden RI No.1 / KOTI / 1965
tertanggal 6 Januari 1965 tentang PEMBEKUAN PARTAI MURBA, dengan dalih telah
memfitnah PKI
62. Tanggal 13 Januari 1965: Dua
sayap PKI, yaitu PR (Pemuda Rakyat) dan BTI (Barisan Tani Indonesia) menyerang dan menyiksa peserta Training PII (Pelajar Islam Indonesia) di Desa Kanigoro Kecamatan Kras Kabupaten Kediri, sekaligus melecehkan pelajar wanitanya, dan juga merampas sejumlah Mushaf Al-Qur’an dan merobek serta menginjak-injaknya.
sayap PKI, yaitu PR (Pemuda Rakyat) dan BTI (Barisan Tani Indonesia) menyerang dan menyiksa peserta Training PII (Pelajar Islam Indonesia) di Desa Kanigoro Kecamatan Kras Kabupaten Kediri, sekaligus melecehkan pelajar wanitanya, dan juga merampas sejumlah Mushaf Al-Qur’an dan merobek serta menginjak-injaknya.
63. Awal Tahun 1965: PKI dengan 3 juta
anggota menjadi Partai Komunis terkuat di luar Uni Soviet dan RRT. PKI memiliki
banyak Ormas, antara lain: SOBSI (Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia),
Pemuda Rakjat, Gerwani, BTI (Barisan Tani Indonesia), LEKRA (Lembaga Kebudayaan
Rakjat), dan HSI (Himpunan Sardjana Indonesia).
64. Tanggal 14 Mei 1965: Tiga sayap
organisasi PKI yaitu PR, BTI, dan GERWANI merebut perkebunan negara di Bandar
Betsi, Pematang Siantar, Sumatera Utara, dengan menangkap dan menyiksa serta
membunuh Pelda Sodjono penjaga PPN (Perusahaan Perkebunan Negara) Karet IX
Bandar Betsi.
65. Bulan Juli 1965: PKI menggelar
pelatihan militer untuk 2000 anggotanya di Pangkalan Udara Halim dengan dalih
”mempersenjatai rakyat untuk bela negara”, dan dibantu oleh unsur TNI Angkatan
Udara.
66. Tanggal 21 September 1965: Atas
desakan dan tekanan PKI terbit Keputusan Presiden RI No.291 th.1965 tertanggal
21 September 1965 tentang PEMBUBARAN PARTAI MURBA, karena sangat memusuhi PKI.
67. Tanggal 30 September 1965 pagi:
Ormas PKI Pemuda Rakjat dan Gerwani menggelar Demo Besar di Jakarta.
68. Tanggal 30 September 1965 malam:
Terjadi Gerakan G30S / PKI atau disebut juga GESTAPU (Gerakan September Tiga
Puluh):
a. PKI menculik dan membunuh 6 (enam) Jenderal Senior TNI AD di Jakarta dan membuang mayatnya ke dalam sumur di LUBANG BUAYA – Halim, mereka adalah : Jenderal Ahmad Yani, Letjen R.Suprapto, Letjen MT Haryono, Letjen S. Parman, Mayjen Panjaitan, dan Mayjen Sutoyo Siswomiharjo. b. PKI juga menculik dan membunuh Kapten Pierre Tendean karena dikira Jenderal Abdul Haris Nasution. c. PKI pun membunuh AIP KS Tubun seorang Ajun Inspektur Polisi yang sedang bertugas menjaga rumah kediaman Wakil PM Dr. J. Leimena yang bersebelahan dengan rumah Jenderal AH Nasution. d. PKI juga menembak putri bungsu Jenderal AH Nasution yang baru berusia 5 (lima) tahun, Ade Irma Suryani Nasution, yg berusaha menjadi perisai ayahandanya dari tembakan PKI, kemudian ia terluka tembak dan akhirnya wafat pada tanggal 6 Oktober 1965. e. G30S / PKI dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung yg membentuk tiga kelompok gugus tugas penculikan, yaitu: Pasukan Pasopati dipimpin Lettu Dul Arief, dan Pasukan Pringgondani dipimpin Mayor Udara Sujono, serta Pasukan Bima Sakti dipimpin Kapten Suradi. f. Selain Letkol Untung dan kawan-kawan, PKI didukung oleh sejumlah perwira ABRI / TNI dari berbagai angkatan, antara lain: - Angkatan Darat: Mayjen TNI Pranoto Reksosamudro, Brigjen TNI Soepardjo, dan Kolonel Infantri A. Latief - Angkatan Laut: Mayor KKO Pramuko Sudarno, Letkol Laut Ranu Sunardi, dan Komodor Laut Soenardi - Angakatan Udara: Men / Pangau Laksdya Udara Omar Dhani, Letkol Udara Heru Atmodjo, dan Mayor Udara Sujono - Kepolisian: Brigjen Pol. Soetarto, Kombes Pol. Imam Supoyo dan AKBP Anwas Tanuamidjaja.
69. Tanggal 1 Oktober 1965: PKI di
Yogyakarta juga membunuh Brigjen Katamso Darmokusumo dan Kolonel Sugiono. Lalu
di Jakarta PKI mengumumkan terbentuknya DEWAN REVOLUSI baru yg telah mengambil
alih kekuasaan.
70. Tanggal 2 Oktober 1965: Soeharto
mnegambil alih kepemimpinan TNI dan menyatakan Kudeta PKI gagal, dan mengirim
TNI AD menyerbu dan merebut pangkalan udara Halim dari PKI.
71. Tanggal 6 Oktober 1965: Soekarno
menggelar Pertemuan Kabinet dan Menteri PKI ikut hadir serta berusaha
melegalkan G30S, tapi ditolak, bahkan terbit Resolusi Kecaman terhadap G30S,
lalu usai rapat Nyoto pun langsung ditangkap.
72. Tanggal 13 Oktober 1965: Ormas
Anshor NU gelar Aksi unjuk rasa Anti PKI di seluruh Jawa.
73. Tanggal 18 Oktober 1965: PKI
menyamar sebagai Anshor Desa Karangasem (kini Desa Yosomulyo) Kecamatan
Gambiran, lalu mengundang Anshor Kecamatan Muncar untuk pengajian. Saat Pemuda
Anshor Muncar datang, mereka disambut oleh Gerwani yg menyamar sebagai Fatayat
NU, lalu mereka diracuni, setelah keracunan mereka dibantai oleh PKI dan
jenazahnya dibuang ke Lubang Buaya di Dusun Cemetuk Desa / Kecamatan Cluring
Kabupaten Banyuwangi. Sebanyak 62 (enam puluh dua) orang Pemuda Anshor yg
dibantai, dan ada beberapa pemuda yg selamat dan melarikan diri, sehingga
menjadi saksi mata peristiwa. Peristiwa tragis itu disebut Tragedi Cemetuk, dan
kini oleh masyarakat secara swadaya dibangun Monumen Pancasila Jaya.
74. Tanggal 19 Oktober 1965: Anshor NU
dan PKI mulai bentrok di berbagai daerah di Jawa.
75. Tanggal 11 November 1965: PNI dan
PKI bentrok di Bali.
76. Tanggal 22 November 1965: DN Aidit
ditangkap dan diadili serta dihukum mati.
77. Bulan Desember 1965: Aceh dinyatakan
telah bersih dari PKI.
78. Tanggal 11 Maret 1965: Terbit Surat
Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno yg memberi wewenang
penuh kepada Soeharto untuk mengambil langkah pengamanan Negara RI.
79. Tanggal 12 Maret 1965: Soeharto
melarang secara resmi PKI.
80. Bulan April 1965: Soeharto melarang
Serikat Buruh pro PKI yaitu SOBSI.
81. Tanggal 13 Februari 1966: Bung Karno
masih tetap membela PKI, bahkan secara terbuka di dalam pidatonya di muka Front
Nasional di Senayan mengatakan, ”Di Indonesia ini tidak ada partai yang
pengorbanannya terhadap Nusa dan Bangsa sebesar PKI…”
82. Tanggal 5 Juli 1966: Terbit TAP MPRS
No.XXV th.1966 yang ditanda-tangani Ketua MPRS RI Jenderal TNI AH Nasution
tentang Pembubaran PKI dan Pelarangan penyebaran paham Komunisme, Marxisme, dan
Leninisme.
83. Bulan Desember 1966: Sudisman
mencoba menggantikan Aidit dan Nyoto untuk membangun kembali PKI, tapi
ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 1967.
84. Tahun 1967: Sejumlah kader PKI
seperti Rewang, Oloan Hutapea, dan Ruslan Widjajasastra, bersembunyi di wilayah
terpencil di selatan Blitar bersama kaum Tani PKI.
85. Bulan Maret 1968: Kaum Tani PKI di
selatan Blitar menyerang para pemimpin dan kader NU, sehingga 60 (enam puluh)
orang NU tewas dibunuh.
86. Pertengahan 1968: TNI menyerang
Blitar dan menghancurkan persembunyian terakhir PKI.
87. Dari tahun 1968 s/d 1998: Sepanjang
Orde Baru secara resmi PKI dan seluruh mantel organisasinya dilarang di seluruh
Indonesia dengan dasar TAP MPRS No.XXV th.1966.
88. Dari tahun 1998 s/d 2015: Pasca
Reformasi 1998 pimpinan dan anggota PKI yg dibebaskan dari penjara, beserta
keluarga dan simpatisannya yg masih mengusung IDEOLOGI KOMUNIS, justru menjadi
pihak paling diuntungkan, sehingga kini mereka merajalela melakukan aneka
gerakan pemutarbalikan fakta sejarah dan memposisikan PKI sebagai PAHLAWAN.
Semoga kita semua Waspada terhadap
kebangkitan PKI. Aamiin.
Mohon bantu share ke seluruh penjuru
pelosok negeri.
Baca Juga : GAWAT..!! PKI Bangkit Lagi !! Waspadalah..!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar