Beberapa waktu yang lalu sosmed sempat diramaikan oleh sebuah spanduk yang sedikit nyeleneh, walaupun isinya bisa jadi benar. (Baca : Spanduk Provokatif Yang Dikeluarkan Oleh NU dan POLRI. Apakah Ini Yang Disebut Toleransi?). Dan seiring dengan pergeseran pola pikir sebagian orang, bahwa memang ada korelasi dengan hikmah puasa itu sendiri. Karena puasa dapat melatih kita untuk bersabar dan merasakan bagaimana kondisi lapar dan dahaga. Bukankah sudah terlalu sering masyarakat miskin merasakan bagaimana kondisi lapar dialami tiap hari, sementara masyarakat yang lain dengan bangganya makan dan minum didepan mereka. Dengan demikian maka orang yang sedang berpuasa akan merasakan seperti yang dirasakan masyarakat miskin yang kurang mampu, dimana dia akan menyaksikan orang yang tidak berpuasa makan dan minum ditempat terbuka. Mungkin ini yang diharapkan dari spanduk tersebut, yaitu Untuk Puasa Yang Berkualitas, Hormatilah Orang Yang Tidak Berpuasa.
Efek dari itu, ada sebagian orang-orang islam yang mulai mengalami pergeseran pemahaman tentang menghormati orang yang tidak puasa, seperti Pak JK, yang sependapat dengan isi spanduk. Beliau mengatakan bahwa ada orang-orang yang tidak berpuasa dibulan ramadhan antara lain, pertama orang non muslim, kedua orang yang sedang sakit, ketiga orang yang dalam perjalanan/bersafar.
Ada logika terbalik yang terjadi disini, mayoritas menghormati minoritas. Seharusnya secara umum adalah minoritas menghormati mayoritas, dan mayoritas melindungi minoritas. Bisa jadi ini adalah awal dari pergeseran pemahaman yang didukung oleh kaum minoritas. Seperti yang diungkapkan oleh seseorang mealui akun fbnya :
"Ratusan juta tergalang untuk satu bantuan yg jelas2 merugikan umat muslim. Warteg yang jualan pada saat Umat Muslim berpuasa. Wajar jika disita. Tapi bukan berarti juga harus Arogan. Dan yg disita pun harus dikembalikan. Anehnya lagi. Ini berita membesar. Padahal kerugian nilai makanan tidak seberapa dibanding kerugian akibat penggusuran. Ramenya orang yang menghujat Satpol PP yg melakukan tindakan benarnya kali ini sungguh keterlaluan. Hanya menyita makanan. Bukan menghancurkan warung seperti tindakan sebelum-sebelumnya di Pasar. Logika Jungkir Balik kali ini semua kemakan. Dan parahnya lg Umat Muslim pun kemakan. Dengan adanya berita ini. Sama saja kita mengiyakan bahwa "Hormatilah kepada yang tidak Berpuasa" itu menjadi benar. Aneh bin ajaib.
Terlepas dari itu, yang perlu dipahami kita semua adalah bahwa Allah hanya mewajibkan puasa bagi orang yang beriman, bukan orang yang beridentitas di ktp islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar